Sahabat
Bagi ku sahabat itu jadi keluarga kedua yang aku punya. Sahabat itu kadang ada kadang enggak, tergantung situasi dan kondisinya juga sih. Yang jelas harus saling berbagi, saling mendukung, saling ngertiin, dan saling saling yang lainnya. Aku juga punya sahabat yang biasa nya jadi bulan-bulanan kalau aku lagi sedih, orang yang nggak akan marah walaupun dia ku maki-maki. Orang yang selalu minta pendapat ku kalau dia lagi ada masalah sama ceweknya. Aku banyak punya sahabat, tapi kebanyakan laki-laki. Karna kalau sama cewek aku gak terlalu cocok. Beda waktu beda sahabat, sistem itu kayaknya bener-bener ku terapkan. karna beda sahabat beda potensi juga. Ada sahabat curhat, sahabat belajar, sahabat pulang, sahabat berpetualang, dan sahabat lain-lainya.
kalau di waktu senggang menyempatkan waktu smsan sama sahabat yang bisa di ajak curhat, lain lagi kalau banyak PR. Aku juga akan menyibukkan diri sama sahabat yang satu ini. Anaknya asik untuk diajak kerjasama, mau mikir, selalu menyempatkan waktu untuk belajar, dan enak diajak diskusi. Banyak pengalaman yang dilewati, banyak perjuangan yang dilakukan bersama, dan tentunya banyak badai yang menghadang juga. Mulai dari pulang hujan-hujan, ban motor bocor padahal waktu itu udah jam 9 malam. Bapakku dirumah juga udah ngomel-ngomel gak karuan, waktu itu kami pulang malam karna habis ngerjain Pr kimia, dan ternyata besoknya gak di periksa. Haduh emang sialan. Ya, begitulah sebutir cuplikan cerita tentang sahabat yang ke 2.
Nah, ini sahabat yang ke 3, orang yang selalu pulang bersama. Orangnya gembul, biasanya kami pulang naik becak langganan, klo nggak naik becak ya jalan kaki. Jalan kaki juga jadi alternative ke-2 klo kami lagi bokek. Ada pengalaman lucu tentang angkot, waktu itu pulang dari les, karna udah keburu malam akhirnya kami mutuskan untuk nyambung angkot dua kali. Di angkot pertama sih gak ada masalah, tapi diangkot ke dua ini dia cuplikannya :
Sebut saja namanya :: Joko
Joko :: "Heh, gimana cara bilang pinggirnya?"
Aku :: "Tinggal pinngir aja kok susah"
Joko :: "Liat donk,itu supirnya cwo apa cwe?"
Aku :: (mulai berfikir) "hahaha,,eh iya ya,,jadi bilang apa donk?udah bilang pinggir aja gak usah pke bu atau bang"
Joko :: "oke-oke"
(Aku pun mulai berfikir,memperhatikan dari kaca, dan memberi kesimpulan ' itu cwe atau cwo ya, dari belakang kayak cwe tapi kok dari kaca mukanya bapak-bapak?')
Aku :: " Ko, itu bapak-bapak atau ibu-ibu sih" (semakin terbahak-bahak)
Joko :: " Mana aku tahu,,sssssst diem deh jangan ketawa mulu, aku mau siap-siap turun nih"
Aku :: "Okee semoga berhasil ya.hahaha"
(Akhirnya saat yang ditunngu pun datang)
Joko :: " PINGGIR YA pak,,bu"
Aku :: "hahahahahaha"
Akhirnya Joko pun turun dan dari kaca dia berbisik
Joko :: "Supirnya bapak-bapak"
Joko makin membuatku terpingkal-pingkal dan gak bisa menahan rasa geli ku, dan yang kutunngu pun tiba aku akan turun dan aku hanya mengucapkan :: PINNGIR BANG (sambil menahan rasa geli)
Dalam perjalanan pulang melalui lorong-lorong gg yang sempit aku terus saja tertawa.
Ya,begitulah sedikit cuplikan kebersamaanku dengan sahabat-sahabatku :)
kalau di waktu senggang menyempatkan waktu smsan sama sahabat yang bisa di ajak curhat, lain lagi kalau banyak PR. Aku juga akan menyibukkan diri sama sahabat yang satu ini. Anaknya asik untuk diajak kerjasama, mau mikir, selalu menyempatkan waktu untuk belajar, dan enak diajak diskusi. Banyak pengalaman yang dilewati, banyak perjuangan yang dilakukan bersama, dan tentunya banyak badai yang menghadang juga. Mulai dari pulang hujan-hujan, ban motor bocor padahal waktu itu udah jam 9 malam. Bapakku dirumah juga udah ngomel-ngomel gak karuan, waktu itu kami pulang malam karna habis ngerjain Pr kimia, dan ternyata besoknya gak di periksa. Haduh emang sialan. Ya, begitulah sebutir cuplikan cerita tentang sahabat yang ke 2.
Nah, ini sahabat yang ke 3, orang yang selalu pulang bersama. Orangnya gembul, biasanya kami pulang naik becak langganan, klo nggak naik becak ya jalan kaki. Jalan kaki juga jadi alternative ke-2 klo kami lagi bokek. Ada pengalaman lucu tentang angkot, waktu itu pulang dari les, karna udah keburu malam akhirnya kami mutuskan untuk nyambung angkot dua kali. Di angkot pertama sih gak ada masalah, tapi diangkot ke dua ini dia cuplikannya :
Sebut saja namanya :: Joko
Joko :: "Heh, gimana cara bilang pinggirnya?"
Aku :: "Tinggal pinngir aja kok susah"
Joko :: "Liat donk,itu supirnya cwo apa cwe?"
Aku :: (mulai berfikir) "hahaha,,eh iya ya,,jadi bilang apa donk?udah bilang pinggir aja gak usah pke bu atau bang"
Joko :: "oke-oke"
(Aku pun mulai berfikir,memperhatikan dari kaca, dan memberi kesimpulan ' itu cwe atau cwo ya, dari belakang kayak cwe tapi kok dari kaca mukanya bapak-bapak?')
Aku :: " Ko, itu bapak-bapak atau ibu-ibu sih" (semakin terbahak-bahak)
Joko :: " Mana aku tahu,,sssssst diem deh jangan ketawa mulu, aku mau siap-siap turun nih"
Aku :: "Okee semoga berhasil ya.hahaha"
(Akhirnya saat yang ditunngu pun datang)
Joko :: " PINGGIR YA pak,,bu"
Aku :: "hahahahahaha"
Akhirnya Joko pun turun dan dari kaca dia berbisik
Joko :: "Supirnya bapak-bapak"
Joko makin membuatku terpingkal-pingkal dan gak bisa menahan rasa geli ku, dan yang kutunngu pun tiba aku akan turun dan aku hanya mengucapkan :: PINNGIR BANG (sambil menahan rasa geli)
Dalam perjalanan pulang melalui lorong-lorong gg yang sempit aku terus saja tertawa.
Ya,begitulah sedikit cuplikan kebersamaanku dengan sahabat-sahabatku :)
Komentar
Posting Komentar