Mengingat yang telah tiada


Hal itu sudah lama berlalu, terakhir aku melihatnya pada tgl 24. Waktu itu hujan, ketika tiba-tiba ada telefon berdering yang mengabarkan bahwa dia sedang di ruang ICU. Seketika air mata jatuh deras, sederas hujan diluar. Aku tak menghiraukan diluar ada badai atau tsunami sekalipun, aku menerobos guyuran hujan demi dia. Dia menjadi korban kecelakaan, dan berjuang antara hidup dan matinya. Di perjalanan aku hanya berdoa tanpa berharap berfikir yang tidak-tidak. Saat sampai di rumah sakit, aku hanya melihat ibunya terlihat sangat khawatir. Aku memeluknnya, suasana yang mengharu biru membuatku tegang. Seorang dokter setengah baya membuka pintu dan mengatakan bahwa dia telah tiada. Seketika tangisku semakin menjadi-jadi, sekujur tubuhku melemas tak berdaya. Saat itu aku hanya ingin menangis dan mengatakan bahwa dia jahat, yang begitu tega meninggalkanku dalam kesendirian. Di dalam otakku tergambar semua kenangan indah yang pernah kami lalui, dan itu membuatku sangat sakit, hatiku terluka. Setelah pemakamannya, entah bagaimana kaki ku melangkah menuju sebuah kamar yang tak asing bagiku, kamarnya. Aku memasukinya, dan mengenang semua kejadian yang telah berlalu, hingga akhirnya aku menemukan sebuah buku hariannya. Dihalaman terakhir ada secarik kertas yang ingin ditujukannya padaku. Ungkapan perasaannya, dan semua nasihat nya padaku. Saat itu tenggorokanku terasa tercekak. Air mata pun berlinang. Hal yang kusesali dan tak pernah ku sadari, bahwa aku tak pernah mengatakan bahwa aku menyayanginya. Saat dia telah pergi betapa aku sangat- sangat menyesal tak pernah mengatakan hal itu. Bahkan secarik fotonya saja pun tak pernah ku miliki, tapi sketsa wajahnya selalu terekam dalam otakku.

Entah sejak kapan aku mulai dekat dengannya. Namun pada awalnya aku sangat membencinya, karna sikapnya yang sok tahu, dan sok akrab. Seiring berjalannya waktu, aku merasa sangat cocok dengan kepribadiannya yang menyeanangkan. Aku mulai mendengar kata-katanya, dia selalu membantuku dalam setiap masalah, dia yang selalu memberiku semangat, dia yang selalu bisa membuatku tertawa, dan dia juga yang selalu mendengarkan ceritaku. Pribadinya itu yang selalu membuatku kagum. Kematiannya secara mendadak yang sampai sekarang belum bisa aku terima. Apalagi, saat itu hujan. Dia pernah mengatakan padaku bahwa setiap kali hujan turun, itu menandakan dia ulant tahun. Awalnya aku tidak suka hujan-hujan, tapi sore itu dia mengajakku dan aku sangat menyukainya. Tapi sekarang setiap hujan turun tidak ada lagi yang akan menemaniku. Bagiku hujan adalah tanda duka cita.Bila aku diberi kesempatan untuk bertemu padanya, aku hanya ingin memeluknya dan mengatakan aku menyayanginya. Hanya itu.
Entah mantra apa yang digunakannya, sehingga semua orang dekat padanya. Hal itu yang kadang membuatku cemburu, dan tiba-tiba ngambek. Dia terus membujukku, supaya tidak ngambek lagi, dia membuat lelucon yang bisa membuatku tertawa. Aku yang tak pernah jujur padanya bahwa aku ngambek karena perasaan cemburu. Tapi kalaupun aku jujur pasti dia tidak akan membuat lelucon lagi.

Disaat aku ingin melupakannya, dia muncul dengan sosok lain. Sosok lain itu membuatku tercengang. Sosok yang ada dibelakang ku, secara fisik hampir sama tapi tetap saja lain. Sosok itu tidak akan pernah menggantikannya. Berbeda dengan dia, sosok itu yang sering menceritakan kisahnya padaku. Sosok yang semakin mengingatkan aku tentang dia. Rencana apa lagi ini. Sosok itu tidak pernah membantuku malah sering menyakiti hatiku, dan membuatku menangis. Tapi untuk kedua kalinya, aku juga tidak ingin kehilangan sosok itu. Hal itu yang membuatku, menyesali untuk apa aku harus dipertemukan dengan dia, itu hanya akan menambah kesedihanku. Saat ini aku sudah memutuskan untuk menjauhinya. Toh dia juga sudah mempunyai orang spesial yang bisa menjadi tempatnya berkeluh kesah. Aku tidak berhak lagi untuk mencampuri urusannya. Karna setiap kali aku menanyakan hal itu, dia akan terkesan seperti membentakku, padahal aku hanya ingin menunjukan rasa setia kawan aja. Jadi aku ingin menjadikkannya teman biasa, karna mungkin selama ini sosok nya itu aku anggap sebagai bayang-bayang si dia.

Aku harap semuanya akan berjalan dengan baik. :D

Komentar

Postingan Populer