Apakah Ini Yang Disebut Dengan Makro???
Apakah ini yang disebut dengan makro? Ini adalah bentuk kehidupan yang susah dimengerti apa
itu makro dan mikro. Sama seperti kau yang terlihat sangat makro tetapi
sebenarnya mikro. Dan sama juga seperti dia yang kukira mikro tetapi dia adalah
bentuk dari makro.
Aku
hanya berjalan mengikuti kata hatiku. Sesukanya. Tanpa bisa ku kendalikan.
Kejadian itu membuatku sangat berubah. Bahkan pikiranku berubah tentang sosokmu
yang aku kagumi selama ini. Aku yang selama ini salah. Menganggapmu terlalu
berlebihan tentang sosok yang pernah aku kenal dulu. Tapi dunia memang lain.
Kamu bukanlah dia. Kamu dan dia berbeda. Aku bahkan tidak bermaksud untuk
membenci, dan menjauhi sosokmu sahabat. Ini hanyalah masalah persoalan waktu
yang kurang bersahabat dengan ku.
Dulu aku memandangmu dengan kedua bola mata dibalik kacamata dengan
tajam. Sekarang aku tak lagi melakukan itu. Aku memandangmu diujung mata yang
kelihatan samar-samar. Percayalah bahwa itu bukan maksudku yang sebenarnya.
Setiap kali melihatmu,tenggorokanku merasa tercekat. Air mata rasanya meleleh,
seolah kau adalah matahari yang menyinarkan terik begitu panas. Jangan kamu
fikir aku membencimu. Aku juga tidak mengerti dengan keadaan ini. Bahkan ingin
sekali menanyakannya denganmu. Menanyakan mengapa aku bisa sampai seperti ini.
Kamu adalah orang yang biasanya
memberikan teori-teori yang tak kuketahui dari mana asalnya. Aku hanya sebagai
pendengar yang baik dan juga teman berdiskusi. Biasanya disebuah bangku panjang
yang terbuat dari semen yang dilapisi keramik merah, kita duduk. Menceritakan
atau mendiskusikan sesuatu dengan selingan cekikikan kecil menertawai hal yang
tidak lucu. Ketahuilah aku juga bukanlah orang yang ingin mengambil sari
madumu. Didalam hidupku, sebenarnya aku adalah orang yang membosankan dan cepat
bosan. Mungkin kamu adalah salah satu orang yang paling cocok untuk diajak
berdiskusi dalam hal apapun. Hanya itu.
Mungkin selebihnya aku hanya
sebagai pengagum yang biasa kulakukan untuk menghibur diri. Bukan hanya kamu
orang yang kukagumi. Mungkin kamu termasuk orang yang ke sekian puluh. Hidup
ini adalah pilihan. Disaat aku harus menjauhimu, itu juga pilihan. Pilihan itu
bukan satu-satunya pilihan terbaik, karna kamu bilang bersikaplah biasa saja.
Saat ini apa kamu tahu betapa bosaannya aku tanpa dialog denganmu. Aku hanya
bisa menyendiri dengan Laptop, pikiran, dan miliaran kata-kata yang coba
disusun dengan apik.
Mungkin ini akan menjadi temanku
dalam kebisuan. Saksi bisu dari kebosananku. Aku tidak rindu kamu, aku hanya
rindu dukunganmu. Aku haus akan itu dari teman. Ini sama saja seperti halnya
saat aku mengunjungi suatu tempat. Saat aku menginjakkan kaki ditempat itu, aku
pasti kagum dengan semua hal-hal yang terdapat disekitarnya. Hal itu tentu tak
lepas dari bidikan kamera yang selalu kugenggam. Sama sepertimu, kamu adalah
orang ke sekian ratus dari teman-temanku yang mayoritas adalah laki-laki, tapi
dalam hal yang spesifik aku lebih menyukai berdialog denganmu yang lebih
berbobot dibanding mereka yang kurasakan nggak nyambung.
Mungkin pada awalnya aku cemburu
karna kamu sudah memiliki seseorang. Hal itu mungkin lebih karena aku takut
kehilangan teman. Lebih cemburu sebagai teman. Tapi apapun keputusanmu mungkin
itu hal yang terbaik. Aku tidak membencimu, ataupun membenci dia.
Tapi ini adalah suatu proses
kehidupan yang harus tetap dijalani. Aku harus tetap bertahan ada atau tanpa dukunganmu teman. Ini adalah
proses dan bagian dari cara pendewasaanku. Ini adalah bagian yang biasa terjadi
pada diusia yang labil ini. Apapun kekurangan dan kesalahanku padamu aku hanya
ingin meminta maaf padamu. Mungkin kata terimakasih adalah kata yang tepat
untuk mengutarakan atas selama ini. Terimakasih sudah menjadi temanku.
Terimakasih atas dialog-dialogmu. Terimakasih atas nasehat-nasehat dan
semuanya. Terimakasih kepada Fransium sudah menjadi salah satu teman yang baik.
-I'm Indonesian-
Komentar
Posting Komentar